Rabu, 26 Oktober 2011

Percobaan Polarimeter

A.   NAMA PRAKTIKUM
       POLARIMETER
B.   TUJUAN
       Menentukan sudut putar jenis larutan optik aktif dengan menggunakan polarimeter

C.   LANDASAN TEORI
     Cahaya merupakan gelombang elektromagnit yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnit yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat dikatakan gelombang elektromagnit yang vektor-vektor medan listrik dan medan magnitnya bergetar kesemua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear).
Gambar 1. Skema Polarisasi

       Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan seluruhnya. Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.

Gambar 2. Penyimpangan cahaya (pemutaran)
       Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro). Besar sudut pemutaran bidang polarisasi (teta) dapat dinyatakan sebagai :
                                             Dengan :
 Untuk larutan gula, sudut putar jenis pada temperatur 20 ^o C sama dengan.
sedangkan hubungan sudut putar jenis pada temperatur t dengan alpha dapat dinyatakan sebagai:

D.     CARA KERJA

1.   Susun alat seperti dalam gambar 3 !
2.   Isi tabung larutan dengan air suling hingga penuh dan tidak ada gelembung udara didalamnya!
3.   Tentukan titik nol dengan memperhatikan teropong (3) sambil mengatur alat putar (2) ! Pada pemutaran itu akan terlihat seperti gambar 4.

Pencatatan skala dilakukan dengan menggunakan teropong (1) pada sa’at teropong (3) menunjukkan keadaan seperti gambar a dan c (pilih salah satu, dan pertahankan terus selama percobaan) yaitu pada intensitas paling kontras (setengah gelap dan setengah terang). Lakukan pencatatan sebanyak tiga kali.
4.  Ganti air tersebut dengan larutan gula 20 gr dalam 80 cc larutan (larutan A). Putar alat putar (2) pelan-pelan ke kiri atau ke kanan cari keadaan gambar seperti yang andada pilih pada lagkah 3. Catat skala analisator dan tentukan putar kanan atau putar kirinya. Selisih pembacaan skala pada 3 dan 4 menyatakn besar sudut putar bidang polarisasi (f)
5.   Ulangi percobaan 4 dengan untuk gula, 9 cc larutan A yang ditambah air menjadi 10 cc. Demikian pula 8 cc, 7 cc, ...., 1cc menjadi 10 cc.
6.   Catat teperatur ruang dan panjang tabung larutan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar